Hobi bermusik merupakan hobi yang keren, menurut saya. Ya
kita bisa mengekspresikan apa yang ada di jiwa kita dan orang lain bisa
menikmati atau mendengarnya. Begitu rasanya, sangat bahagia apabila orang lain
ikut menikmati ekspresi dari jiwa kita. Berbagai macam aliran musik yang ada
diseluruh pelosok dunia, mulai dari jazz, pop, rock, blues, dan lain-lain tentu
memiliki karakter dan teori tentang aliran musiknya masing-masing. Jujur saya
sangat beruntung, memiliki orang tua yang mendukung saya hobi main musik. Ya,
meskipun kadang suka marah-marah ketika malam hari tidak belajar malah
ngulik-ngulik lagu.
Musik , dan musik. Menurut saya, musik adalah sebuah
ekspresi. Yap, Ekspresi merupakan luapan jiwa/emosi kita. Meskipun demikian
dalam bermusik tentu ada teori dasar nya dalam setiap permain instrumen musik.
Bagi saya instrumen musik adalah sebuah alat, ataupun sebuah sarana untuk
berekspresi. Ada banyak sekali instrumen musik, mulai dari Keluarga Brasswind,
Keluarga Woodwind, Instrumen String, Instrumen Perkusi, Drum, dan lain-lain.
Oke mungkin artikel yang berbau musik kali ini saya akan
bercerita tentang hobi bermusik saya, dan pengalaman-pengalaman musik. Sewaktu
SMP, saya sangat tertarik dengan instrumen drum. Melihat seseorang bermain drum
saja adrenalin sudah terpacu, apalagi memainkannya. Entah mengapa, rasa
tertarik dengan instrumen tersebut begitu besar (istilahnya kaya lagi jatuh
cinta haha). Akhirnya saya mencoba untuk lihat-lihat video tutorial bermain
drum. Karena waktu itu ngga punya drum ya sudah, cuma bisa lihat lalu pelajari,
dan praktekan di studio rental musik. Saya sama sekali tidak ikut les drum
juga, cuma lihat-lihat orang main drum dan menanyakan pertanyaan ke yang
bersangkutan. Tapi lumayan juga, band saya akhirnya tampil pada PENSI dan
Farewell Party sewaktu SMA. Hahaha pamer
Lanjut, Jujur saya sangat menikmati dalam bermain drum
selama SMA, tetapi karena kendala orang tua tidak mau membelikan drum kit, jadi
memutuskan untuk mempelajari alat musik lain meskipun dulunya saya seorang
“drummer wanna be”. Piano, orang tua saya sangat mendorong untuk bisa bermain
piano (karena dirumah punya nya itu wkwk). Tidak main-main waktu itu langsung
disuruh ikut les piano disalah satu pianist di tempat saya. Baru satu bulan,
saya tidak merasakan apa-apa dalam bermain piano. Betul sekali, ekspresi dalam
jiwa ini tidak terluapkan. Akhirnya saya berhenti mempelajarinya juga.
Lulus SMA, saya melanjutkan kuliah di salah satu PTN di
bogor. Skip. Semester satu, ada sebuah event musik di fakultas. Jungle jazz
namanya. Event tersebut lumayan besar, meskipun gratisan. Ada beberapa artis
seperti Shena X-factor, Mus Mudjiono, dan beberapa musisi jazz bogor. Waktu
itu, ada seorang yang memainkan saxophone. Dari situlah, hasrat saya muncul
untuk mempelajari instrumen dari keluarga woodwind tersebut. Keinginan saya ini
terhalang karena harga satu saxophone ini cukup menguras habis kantong
mahasiswa perantauan seperti saya. Menabung dan menabung, akhirnya cukuplah
uang saya untuk membeli sebuah saxophone. Karena saya sangat awam dengan
saxophone, saya menanyakan kepada beberapa saxophonist tentang bagaimana cara
memilih saxophone untuk pemula. Lalu jatuh lah pilihan saya pada saxophone tua
buatan tahun 80-an, yaitu Selmer Bundy II alto saxophone. Seminggu setelah
membelinya saya belajar meniup, ternayata tidak asal tiup dalam memainkan
saxophone. Dua minggu kemudian, akhirnya bisa juga memainkan sebuah lagu yang
enak dimainkan dengan saxophone.
Begitulah kiranya salah satu hobi saya. Bermain musik,
benar-benar sangat menyenangkan sekali kawan. Sekian. Terima kasih.